A.
Pengertian Lingkungan Internal
Menurut David ( 2009, p176 ) semua
organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional
bisnis. Analisis lingkungan eksternal terhadap peluang dan ancaman tidak cukup
untuk memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Analisis lingkungan internal
lebih mengarah pada analisis intern perusahaan dalam menilai atau
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan
akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional.
Menurut Jauch
dan Glueck (1997), lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan
strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan
memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang
secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan. Sedangkan
menurut Pearce dan Robinson Jr, dalam Kotler (2005), analisis lingkungan
internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan internal
dengan peluang dan ancaman eksternal.
Hasil dari
analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Kekuatan atau keunggulan perusahaan itu meliputi keunggulan
pemasaran, keunggulan sumber daya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan
operasi dan keunggulan organisasi dan manajemen.
Para pakar menekankan bahwa salah
satu instrumen analisis yang dapat
digunakan adalah analisis SWOT yang dengannya dapat diketahui secara jelas dan
pasti faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi yang dapat
mencakup saluran distribusi yang handal, posisi kas organisasi, lokasi yang
menguntungkan, keunggulan dalam menerapkan teknologi yang canggih tetapi sekaligus tepat guna dan struktur atau tipe
organisasi yang digunakan. Akan tetapi, tidak kalah pentingnya untuk diketahui
secara tepat adalah berbagai kelemahan yang mungkin terdapat dalam diri organisasi tersebut.
Analisis
SWOT yang dilakukan dengan tepat juga menunjukkan berbagai peluang yang
seharusnya dimanfaatkan, terutama dengan mengembangkan faktor-faktor pendukung dan
mengubah potensi yang dimiliki menjadi kekuatan efektif sehingga organisasi
memiliki keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan. Kemampuan memanfaatkan
peluang mempunyai arti yang sangat penting bagi
setiap organisasi, terutama dalam situasi persaingan yang tajam. Bahkan
dapat dikatakan bahwa ketidakmampuan memanfaatkan peluang pada dirinya akan
menimbulkan ancaman bagi organisasi karena pesaing akan mengambil manfaat dari kelemahan lawannya.
Harus
diakui bahwa analisis internal tidak selalu dapat dilakukan secara sistematis,
karena faktor-faktor yang telah disinggung sebelumnya. Meskipun demikian,
analisis internal telah diakui secara umum
sebagai unsur kritikal dalam perumusan dan penentuan strategi. Artinya, para
perumus strategi jangan sampai terpukau oleh pendekatan yang sifatnya intuitif.
Dengan kata lain, meskipun faktor
subyektifitas tidak dapat dihilangkan sama sekali, hendaknya akal sehat, daya
kognitif, obyektivitas dan instrumen yang ilmiah serta baku hendaknya lebih
banyak berperan (Siagian, 1998).
Dengan
demikian, organisasi dapat menentukan secara tepat langkah-langkah strategis
apa yang akan diambil di masa yang akan datang. Hal-hal yang telah disebutkan
di atas menunjukkan betapa pentingnya
penilaian kondisi internal organisasi secara mendalam dan sistematis yang
dilakukan dalam rangka perumusan dan penetapan strategi organisasi secara
berhasil. Pengalaman berbagai organisasi, terlepas dari layanan yang
dihasilkan, proses organisasional yang
berjalan, besarnya organisasi, cakupan
luasan organisasi, dan jenis teknologi yang
diterapkan, mendukung pendapat tersebut
(Siagian, 1998).
B. Macam- Macam Lingkungan Operasional
Lingkungan operasional adalah lingkungan yang paling
dekat dengan semua aktivitas perusahaan.
Lingkungan operasional meliputi[1]
:
1. Lingkungan pesaing
Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan
menjual produk, baik berupa barang atau jasa, kepada pelanggan. Pesaing sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki keuanggulan
bersaing untuk dapat memenangkan persaingan. Oleh karena itu, analisis terhadap
kelebihan dan kelemahan pesaing dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam
menentukan strategi bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat
dilakukan dengan menggunakan matriks profil persaingan.
2. Lingkungan pelanggan
Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Pelanggan merupakan faktor kunci keberhasilan bisnis karena
pelanggan sumber pendapatan. Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional
dilakukan dengan analisis reaktif dan
proaktif. Analisis reaktif adalah analisis masalah pelanggan setelah kejadian. Analisis proaktif adalah memperkirakan
kecenderungan dan masalah sebelum terjadi. Selain itu dilakukan pula analisis
segmentasi pelanggan untuk mengelompokkan pelanggan sesuai dengan
karakteristiknya.
3. Lingkungan pemasok
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku,
tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok
memegang peranan yang sangat penting
bagi kelancaran bisnis. Pemilihan pemasok dapat meningkatkan keunggulan bersaing.
Analisis pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan
CPM antar pemasok.
4. Lingkungan kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memiliki peranan yang
penting dalam bidang keuangan, dan semakin penting jika sebagian besar permodalan perusahaan berasal dari kredit. Dalam memilih kreditor,
perusahaan harus memperhatikan bunga dan persyaratan kredit.
5. Lingkungan Pegawai
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena
pegawai adalah pelaku yang menunjang tujuan perusahaan tercapai.
C.
Pendekatan Lingkungan Internal
Secara
tradisional, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang hendaknya diamati
dapat dilihat dari beberapa pendekatan.
v Pendekatan
fungsional, yang terdiri atas: pemasaran, keuangan, operasi, SDM, dan sistem
informasi manajemen.
v Pendekatan
rantai nilai (Value Curve)
v Pendekatan
kurva belajar (learning Curve)
v Pendekatan
core competence.
1.
Pendekatan fungsional
Pada
pendekatan ini, pengkategorian analisis sering diarahkan pada pasar dan
pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, produksi, sumber daya manusia, dan
struktur organisasi dan manajemen.
a.
Pasar dan pemasaran,
Agar posisi
produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan
antara lain adalah: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi
tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,
kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas
pelanggan dan kebijakan produk baru.
b.
Keuangan dan akuntansi, dana
dibutuhkan
Manajer
keuangan menentukan sumber dan penggunaan dana yang terbaik dan mengendalikan
penggunaannya. Kas harus diperoleh baik dari sumber internal maupun eksternal,
dan dialokasikan untuk kegunaan yang berbeda. Dalam menangani tugas ini,
manajer keuanngan harus melengkapi dan mendukung strategi perusahaan secara
keseluruhan.
c.
Produksi
Konsep produksi adalah salah satu konsep tertua dalam
bisnis. Konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang
tersedia dalam jumlah banyak dan tidak mahal. Para manajer dari bisnis yang
berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi
yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.[2] Sumber daya material merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam
melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan produk untuk
dijual, terdiri dari bahan mentah, setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi.
d.
Sumber daya manusia
Tugas utama
manajer SDM adalah meningkatkan kesesuaian antara individu dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ada. Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak
berarti apabila manusia yang dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan yang
memadai untuk melakukan tugas-tugas tersebut atau apabila pekerjaan-pekerjaan
tersebut tidak dapat dirancang untuk mengakomodasi pekerja yang ada.
e.
Struktur organisasi
dan manajemen
Walaupun ada
banyak struktur organisasi, tetapi ada beberapa tipe dasar yang mendominasi
dalam organisasi yang kompleks. Pada umumnya setiap struktur cenderung
mendukung beberapa strategi perusahaan satu sama lain. Berikut beberapa tipe
struktur organisasi:
I.
Struktur sederhana: tepat untuk
perusahaan kecil yang didominasi oleh pengusaha dengan satu atau dua lini
produk yang beroperasi pada ceruk pasar yang mudah diidentifikasi.
II.
Struktur fungsional: tepat untuk
perusahaan ukuran sedang dengan beberapa lini produk dalam satu industri.
III.
Struktur divisional: tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini
produk dalam beberapa industri yang berhubungan.
IV.
Struktur konglomerat (divisional):
tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam industri yang
tidak berhubungan.
V.
Strategic Business Unit (SBU),
merupakan modifikasi struktur divisional.
2.
Pendekatan rantai nilai (Value Curve)
Dengan mata
rantai nilai tambah porter menjelaskan bahwa setiap mata rantai baik yang utama maupun pendukung dapat
menambah nilai dari produk yang dihasilkan. Misalnya bahan mentah yang dibawa
masuk ke dalam pabrik telah mengalami
perubahan dalam place utility. Barang jadi itu sendiri telah
memberikan nilai tambah. Barang jadi yang berada di pasar telah berubah dalam place
utility sekali lagi. Lalu, agar produk tersebut laku dijual, harus memiliki brand
goods. Terakhir, agar terjadi proses pembelian ulang, service
sebagai kegiatan yang penting, harus ditekankan. Untuk
mendukung aliran perubahan nilai ini ada empat pendukung utama, yaitu:
infrastruktur, teknologi, manajemen SDM, dan fungsi pembelian.
Nilai tambah
yang dihasilkan oleh aktifitas-aktifitas tersebut merupakan harga yang akan
dibayar konsumen. Jika harga yang dibayar tersebut lebih besar dari total biaya
yang dikeluarkan oleh seluruh aktifitas, maka perusahaan akan mendapatkan
keuntungan
3.
Pendekatan kurva belajar (learning
curve)
Penurunan
biaya produksi karena bertambahnya pengalaman kerja itu dapat digambarkan dalam
bentuk grafik yang disebut learning cure atau experience curve.
Hukum ini mengatakan bahwa, biaya produksi per unit dari suatu produk, bila
diukur dengan nilai uang yang tetap, akan mengalami penurunan sebesar
presentase tertentu, setiap kali pengalaman kerja meningkat menjadi dua kali
lipat.
Pengalaman
kerja dalam berproduksi dapat ditunjukkan dengan komulatif volume produksi dari
tahun ke tahun atau dari bulan ke bulan, sehingga apabila kumulatif volume produksi
bertambah menjadi dua kali lipat, maka pengalaman kerja juga bertambah menjadi
dua kali lipat.
Perlu
ditekankan disini bahwa penurunan biaya produksi tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan diusahakan secara terus menerus oleh produsen. Sehingga
apabila terjadi inflasi, misalnya pada harga bahan dasar, harga bahan pembantu,
tingkat upah, harga energi maupun kenaikan dari faktor lainnya yang berpengaruh
pada perhitungan biaya produksi, maka pengaruh inflasi itu harus kita hilangkan
lebih dahulu, misalnya dengan mengurangi biaya produksi.
4.
Pendekatan kompetensi inti
Kompetensi
inti adalah suatu kumpulan keterampilan dan teknologi yang terintegrasi yang
memberikan kontribusi untuk melakukan kompetisi dalam berbisnis. Kompetensi
juga mencerminkan hasil dari suatu pembelajaran dalam berbagai bentuk
keterampilan dalam berbagai unit organisasi. Jadi, kompetensi inti seharusnya
dimiliki oleh banyak orang dalam suatu organisasi. Secara singkat, dapat
dikatakan bahwa kompetensi inti adalah fungsi dari teknologi, proses, dan hasil
belajar.[3]
D.
Proses Analisis Dan Diagnosis
Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan suatu
kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Analisis internal adalah proses
perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis
Lingkungan Internal merupakan suatu proses untuk menemukan aspek-aspek internal/variabel internal perusahaan
yang diperlukan dalam menghadapi
lingkungan eksternalnya dan mengevaluasinya apakah berada dalam posisi yang
kuat atau lemah.
Dalam menganalisis lingkungan
internal ada beberapa unsur yang dianalisis, yaitu diantaranya:
1.
Struktur organisasi perusahaan
Struktur organisasi perusahaan
merupakan pola hubungan di dalam perusahaan atau bentuk formal peraturan dan
hubungan antar orang sehingga setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai
tujuan dan misi perusahaan.
2.
Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah sekumpulan
kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap
anggota perusahaan dan akan membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan
tersebut.
3.
Sumber daya perusahaan
Sumber daya perusahaan adalah segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan guna mendukung perkembangan
perusahaan, diantaranya sumber daya manusia, sumber daya produksi, sumber daya
keuangan, pemasaran serta penelitian dan pengembangan.
Analisis
dan diagnosis keuntungan strategi (internal) menunjukkan adanya penggunaan
waktu dari para penentu strategi untuk memeriksa dan mengidentifikasi
faktor-faktor keuntungan strategi perusahaan dalam rangka menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan sehingga penentu strategi dapat memanfaatkan dan mengelolanya secara
efektif dan efisien.
Mengidentifikasi
variabel internal merupakan alat untuk
menentukan bagian-bagian internal yg diperlukan di dalam membangun kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Menemukan
variabel yg perlu dianalisis perlu pengkajian untuk hal
tersebut. Dan hasil kajian berupa informasi tentang kekuatan dan kelemahan
perusahaan atau Strategic Advantages Profiles dari perusahaan
Terdapat
beberapa cara untuk menganalisis lingkungan internal yaitu analisis PIMS,
Analisis Rantai Nilai dan Analisis Fungsional.
1. Metode analisis PIMS (Profit Impact of Market Strategy)
Analisis
PIMS adalah analisis yang mengidentifikasikan faktor-faktor strategi utama yang
mempengaruhi 80% profitabilitas, Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960
sebagai proyek internal perusahaan. Karakteristik yang mencakup dalam analisis
ini adalah:
a. Biaya langsung per unit yang tinggi
b. Pangsa pasar yang tinggi
c. Intensitas investasi yang rendah
d. Kualitas pasar yang tinggi
e. Penggunaan kapasitas organisasi yang tinggi
Beberapa hal yang mempengaruhi kekuatan dan
kelemahan perusahaan antara lain[4]:
a.
Intensitas investasi
b.
Pangsa pasar
c.
Pertumbuhan pasar
d.
Daur kehidupan produk
e.
Rasio biaya pemasaran dan besarnya penjualan
2. Metode analisis rantai nilai
Metode yang disampaikan oleh Porter, merupakan suatu cara menguji sifat dan
luasnya sinergi organisasi di antara aktivitas internal korporasi. Menurut
Porter, setiap organisasi merupakan kumpulan aktivitas yang diciptakan untuk
merancang, menghasilkan, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung produknya. Analisis rantai nilai mengidentifikasi aktivitas, fungsi dan proses
bisnis yang harus dilaksanakan dalam merancang, memproduksi, memasarkan dan
mengirimkan produk. Dalam analisis rantai nilai, manajemen harus berusaha
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang menambah nilai bahan baku menjadi
barang jadi yang siap dipakai oleh konsumen. Porter juga mengidentifikasi 5 (lima) aktivitas utama yang terjadi dalam
setiap organisasi bisnis yaitu :
a.
Operasi
organisasi
b. Menyediakan logistic bahan baku
c. Melayani pelanggan
d. Melakukan pemasaran dan penjualan
Analisis rantai nilai bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan
dan kelemahan biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan
mentah sampai aktivitas layanan konsumen.
3. Metode analisis fungsional
H. I. Ansof menganjurkan bahwa keahlian dan sumber
daya juga dapat diorganisir ke dalam profil kompetensi berdasarkan tipe fungsi
bisnis yang meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi
sumber daya manusia, fungsi riset dan pengembangan dan fungsi terkait lainnya.
Bagaimana mengidentifikasi lingkungan internal untuk keuntungan bisnis?
BalasHapusWynn Casino in Las Vegas - JT Hub
BalasHapusWynn Las Vegas is a premier entertainment destination, featuring a swimming pool and 수원 출장마사지 WynnBET, 충주 출장안마 LLC. 보령 출장마사지 LAS 전주 출장샵 VEGAS (KSNV) - The Wynn Resorts 논산 출장안마 (WYNN)